Postingan

Sengsara Membawa Nikmat

Gambar
  Napen : Milfa Yunita "Kau bukan berasal dari keluarga kaya dan terpandang, yang ketika orang tua memasuki usia senja,  lalu meneruskan usaha atau bisnis  pada anak-anaknya." Kau hidup dan dibesarkan dari keluarga sederhana. Namun, meskipun kedua orang tuamu adalah sepasang ibu bapak yang sangat sederhana, tapi, keduanya punya limpahan kasih dan sayang yang luar biasa.  Kehangatan dari kedua orang tua juga dari abang dan kakakmu, menjadikan engkau tumbuh sebagai perempuan yang lembut, pengertian, sabar juga tangguh. Kelak sifat terakhir ini lebih mendominasi kehidupanmu, karena Sang pencipta, mulai menggelar episode-episode yang tak terduga, yang membuatmu jatuh bangun menapaki hidup.  Semua bermula saat benakmu dipenuhi ingin. Keinginan untuk memiliki seorang adik. Kau tak puas hanya dengan menggendong boneka, yang hanya terbuat dari tanah mengenakan perca kain yang dililit. Bapakmu seorang pedagang  wedang ronde, tak cukup punya uang membelikan boneka ba...

Cinta Yang Tak Terduga

Gambar
Penulis: Cahaya Liora  Aku adalah seorang mahasiswi yang sibuk dengan studiku. Aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang cinta dan hubungan. Namun, semuanya berubah ketika aku bertemu dengan seorang Dosen tampan yang bernama Aan Saputra. Atau yang biasa dipanggil Pak Aan. Lulusan terbaik di Universitasnya dan memiliki banyak prestasi.  Aku bertemu dengan Pak Aan. di perpustakaan kampus. beliau sedang membaca buku di sudut perpustakaan, dan beliau adalah Dosen Pembimbingku, sejak pertama memandangnya. Aku merasa tertarik padanya.  " MasyaAllah, tampan pake banget. " Kataku dalam hati, gugup  memandang beliau diam-diam.  Ketika aku bimbingan dengan Pak Aan, aku merasa sedikit gugup. Tapi, Pak Aan. tersenyum, kami mulai berbicara dan beliau membimbingku dengan ramah. Aku merasa sangat nyaman bersamanya.  " Dibimbing seumur hidup, juga boleh Bapak. " Kataku dalam hati ketawa kecil.  " Masih ada yang belum difahami? " Tanya Pak Aan. dengan  bin...

Si Berondong Mencintai Istri Orang

Gambar
Napen : Salmiati (Terinspirasi dari Novel Desi Puspita di Noveltoon tentang Abimanyu Adhikari dan berlanjut ke Innovel) Seperti biasa, perempuan manis itu tak pernah lelah dalam menolong sesama tanpa mengharapkan bayaran. Melihat mereka tersenyum adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Aisha, sosok wanita yang pekerja keras, tak hanya berprofesi sebagai karyawati di salah satu perusahaan, tapi juga memiliki passion di dunia bimbingan konseling, membantu siapa saja yang membutuhkan. Seperti sekarang, dia bersiap-siap untuk pergi ke klub malam karena salah satu temannya minta solusi masalahnya dan dijemput di tempat yang berada bawah naungan dunia malam. Meskipun ada sedikit keraguan, langkahnya tetap santai sembari mengirim pesan singkat terhadap sahabat karibnya, Lea. “Temanku ada masalah dan dia minta dijemput di klub. Aku ke sana, ya, Lea.” Setelah mengirim pesan singkat, ia pun langsung memesan ojek online tanpa menghiraukan pesan masuk dari sahabat karibnya itu. Aisha menu...

Tamu di tanahku sendiri

Gambar
  Napen : RahmA/ RawA Angin sore berdesir pelan mengusap pucuk-pucuk daun trembesi tua yang berdiri kokoh di pinggir sawah, tak jauh dari rumah Mbah Karto. Dari tempatku berdiri, di beranda bambu yang reyot aku bisa melihat lelaki itu sering tepekur sendirian.  Mbah Karto, lelaki tua itu masih saja duduk di sana di bawah pohon. Seolah tak bergeming oleh waktu dan kebisingan yang kian merayapi desa kami, Desa Karangrejo. Dulu, Desa Karangrejo adalah surga kecil. Hamparan sawah hijau membentang luas, dihiasi nyanyian burung pipit dan gemericik air irigasi yang jernih. Anak-anak berlarian riang tanpa beban dan tanpa rasa takut. Tapi semua itu berubah sejak kabar pembangunan pabrik gula raksasa itu datang. Pabrik itu dijanjikan membawa kemajuan, pekerjaan, dan kesejahteraan. Tapi bagi Mbah Karto dan sebagian besar warga lama desa ini, pabrik itu hanyalah monster yang menggerogoti. Tanah-tanah sawah yang telah diwariskan turun-temurun, tempat nenek moyang kami menanam asa. Satu per...

Malam Merah

Gambar
  "Aku tahu kalau cara ini salah, akan tetapi dengan ini aku bisa melihat pelangi dari setiap luka yang kutanggung sendiri." ‎ ‎ ‎Dari sudut desa yang hening, tawa riuh memecah udara, 2 anak berlari bergandengan tangan. hari-hari dipenuhi kebahagiaan, bermain, dan bernyanyi bersama. Detik demi detik tak terlewatkan sedikitpun, hingga tumbuh butiran-butiran cinta.  ‎ ‎Malam itu nampak begitu indah bintang berjajar rapi membentuk pola, di atas rerumputan hijau ditemenin cahaya rembulan, cinta yang bermuara ingin segera berlabuh pada dermaga hati. ‎ ‎Malam indah penuh cinta itu, malam kelam yang merenggut darah, bintang-bintang berjajar rapi adalah simbolis pengabdian dan pengorbanan warga desa kepada dewa semesta. Keluarga yang memiliki anak gadis harus rela menyerahkan anaknya untuk di jadikan korban persembahan.  ‎ ‎00.00, tepat tengah malam gadis itu di jadikan arak-arakan warga desa, lalu ia di ikat terpasung di atas kayu bakar yang menjulang. Warga desa menjalankan rit...

Shinjitsu No Ai

Gambar
Napen : Vykymsun Kazumi dan Izamu adalah dua insan yang hadir di masa depan sebagai wujud cinta, pengorbanan, keinginan, rasa percaya diri, dan keberanian. Kazumi adalah seorang anak dari sepasang suami istri yang berasal dari Yokohama dan sedang tinggal di Jakarta. Ia selalu diberikan pendidikan ketat sejak dini dan tata krama untuk menjadi seorang istri yang baik di masa depan. Tetapi, mereka tidak menyadari bahwa cara didikan itu menghancurkan Kazumi.  "Zumi, apakah kamu sudah belajar untuk ujianmu bulan depan? Pastikan kamu tidak mendapatkan nilai B, itu adalah nilai terburuk. Jadi, pastikan kamu belajar maksimal dan mendapatkan hasil terbaik!" teriak Hataru. "Awas saja jika nilaimu hancur dan buat malu kami, kamu akan merasakan akibatnya. Kamu ingat bukan kalau kita sedang tidak di Yokohama? Jadi, kamu akan dididik dengan keras di sini. Ingat itu baik-baik!" teriak Tashima lebih kencang dan tegas. "Iya pa, ma. Aku ingat dan akan berusaha semaksimal mungkin...

Keindahan Tolong Menolong

Gambar
  Penulis: Apri Kuncoro Pagi menjelang siang di Desa Sindangjaya selalu terasa damai. Udara segar masih menyelinap di sela-sela dedaunan, sementara burung-burung bersahutan riang. Di rumah sederhana milik Putra, aroma nasi goreng buatan Ibu Rumaenah masih menggantung di udara. Putra yang berusia sebelas tahun sedang duduk di beranda, mengenakan kaos bola dan celana pendek. Ia sedang menghitung koin di tangannya. Hari itu ia berjanji akan membantu ibunya belanja ke Warung Makmur, warung terbesar di desa. “Putra, belanja ini ya. Bu Rum menyodorkan daftar belanjaan Jangan lupa beli garam juga!” tambahnya “Iya, Bu!” jawab Putra riang. Di perjalanan menuju warung, ia bertemu Angga, teman sebayanya yang dikenal suka pamer dan sedikit keras kepala. Angga juga hendak ke Warung Makmur, dan mereka pun berjalan bersama. Sesampainya di sana, warung cukup ramai. Beberapa ibu sedang bercengkerama sambil memilih sayuran, dan seorang pengamen tua duduk bersila di dekat pintu masuk, memetik gitar d...