Malam Merah
"Aku tahu kalau cara ini salah, akan tetapi dengan ini aku bisa melihat pelangi dari setiap luka yang kutanggung sendiri."
Dari sudut desa yang hening, tawa riuh memecah udara, 2 anak berlari bergandengan tangan. hari-hari dipenuhi kebahagiaan, bermain, dan bernyanyi bersama. Detik demi detik tak terlewatkan sedikitpun, hingga tumbuh butiran-butiran cinta.
Malam itu nampak begitu indah bintang berjajar rapi membentuk pola, di atas rerumputan hijau ditemenin cahaya rembulan, cinta yang bermuara ingin segera berlabuh pada dermaga hati.
Malam indah penuh cinta itu, malam kelam yang merenggut darah, bintang-bintang berjajar rapi adalah simbolis pengabdian dan pengorbanan warga desa kepada dewa semesta. Keluarga yang memiliki anak gadis harus rela menyerahkan anaknya untuk di jadikan korban persembahan.
00.00, tepat tengah malam gadis itu di jadikan arak-arakan warga desa, lalu ia di ikat terpasung di atas kayu bakar yang menjulang. Warga desa menjalankan ritual dengan mantra-mantra mengelilingi dan membawa obor api, lalu "Buummm." api menyala, di iringi teriakan tanpa ampun.
Wajah pucat, derai air mata penuh kebencian terlahir dalam jiwa lelaki, melihat pujaan hatinya di bakar hidup-hidup.
Komentar
Posting Komentar