Menerima Takdir

 



Penulis: Lisa Anggraini 

Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Saat ini adalah hari pengumuman kelulusan SMP, seorang gadis sederhana yang bernama Aisyah. Dan Aisyah  bahagia karena dirinya dinyatakan lulus.


Setelah beberapa hari dari hari kelulusan itu. Aisyah pun menerima surat keterangan hasil ujian yang berisi nilai-nilai yang cukup memuaskan. Ya, Aisyah terbilang begitu menyukai matematika hingga nilainya nyaris sempurna. Sedangkan nilai terendah 7,75 didapat dari pelajaran IPA. Semuanya itu Aisyah dapatkan dari usahanya sendiri. Ditengah teman-temannya yang sepertinya ada yang berlaku tidak jujur.


Setelah pengambilan surat itu, Aisyah hendak mendaftarkan diri ke sekolah SMA favoritnya dengan memilih jurusan IPA. Namun takdir berkata lain. Orangtua Aisyah menyarankan agar dirinya masuk ke sekolah SMK Negeri yang belum lama dibuka di dekat daerah yang mereka tinggali. 


Betapa kagetnya Aisyah, mendengarkan keputusan orangtuanya. Bahkan orangtua Aisyah memintanya untuk mengambil kejuruan yang Aisyah takuti. Yaitu kejuruan Rekayasa Perangkat Lunak yang biasa berhubungan dengan komputer. Awalnya Aisyah menolak keputusan itu. Namun, perlahan Aisyah pun menerima kalau Ia harus bersekolah disana. Dengan coba melapangkan hati, Aisyah pun mendaftar ke sekolah itu. 


Hari berganti hari, tahun berganti tahun.

Aisyah jalani dengan lapang dada dan penuh semangat. Aisyah berpegang teguh, bahwa apapun yang ia pelajari, harus ia sukai gurunya terlebih dahulu. Karena dengan menyukai gurunya, maka ilmu itu akan dengan mudah masuk.

Ingat ya, suka dalam artian yang positif.


5 tahun kemudian

Aisyah tidak pernah menyangka, bahwa apa yang menjadi keputusan orangtuanya memberikan efek yang luar biasa dalam hidupnya. Aisyah saat ini sudah bekerja. Dan yang tidak pernah disangka lagi. Apa yang ia takuti, menjadi bagian dalam hidupnya. Pekerjaan Aisyah saat ini tidak lepas dari komputer yang dulu ia takuti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Remo di Atas Tanah Leluhur

Teddy Kecil

Gurilem, Kuliner Warisan Bumi Parahyangan