Si Berondong Mencintai Istri Orang




Napen : Salmiati

(Terinspirasi dari Novel Desi Puspita di Noveltoon tentang Abimanyu Adhikari dan berlanjut ke Innovel)


Seperti biasa, perempuan manis itu tak pernah lelah dalam menolong sesama tanpa mengharapkan bayaran. Melihat mereka tersenyum adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Aisha, sosok wanita yang pekerja keras, tak hanya berprofesi sebagai karyawati di salah satu perusahaan, tapi juga memiliki passion di dunia bimbingan konseling, membantu siapa saja yang membutuhkan.

Seperti sekarang, dia bersiap-siap untuk pergi ke klub malam karena salah satu temannya minta solusi masalahnya dan dijemput di tempat yang berada bawah naungan dunia malam. Meskipun ada sedikit keraguan, langkahnya tetap santai sembari mengirim pesan singkat terhadap sahabat karibnya, Lea.

“Temanku ada masalah dan dia minta dijemput di klub. Aku ke sana, ya, Lea.” Setelah mengirim pesan singkat, ia pun langsung memesan ojek online tanpa menghiraukan pesan masuk dari sahabat karibnya itu.

Aisha menunggu ojek online di depan kontrakannya, sambil memeriksa jam tangan dan ponselnya untuk memastikan pesanan ojek sudah diterima. Ia memilih tempat yang cukup terang dan aman untuk menunggu, sambil sesekali melihat sekitar untuk memastikan tidak ada yang mencurigakan.

Saat menunggu, Aisha memikirkan tentang masalah yang sedang temannya hadapi dan bagaimana ia akan menghadapinya. Ia berharap temannya mendapatkan solusi atau setidaknya dukungan moral.

etelah beberapa menit, Aisha melihat ojek online yang dipesannya tiba. Ia segera mengenali motor dan pengemudi yang sesuai dengan deskripsi di aplikasi. Dengan lega, Aisha mendekati ojek dan menyapa pengemudi sebelum naik ke atas motor. "Terima kasih ya, Pak," katanya sambil tersenyum ramah.

**
Abim duduk santai di antara teman-teman premannya, sambil menikmati rokok dan obrolan santai. Mereka berkumpul di sebuah tempat yang familiar bagi mereka, tempat di mana mereka bisa berbicara bebas tanpa gangguan.

Sembari menikmati secangkir kopi sambil memikirkan perubahan besar yang telah terjadi dalam hidupnya. Sejak bertemu dengan wanita yang dicintainya, ia mulai meninggalkan kebiasaan lamanya, termasuk alkohol.

"Aku tidak percaya bisa berubah seperti ini," kata Abim pada dirinya sendiri, sambil tersenyum. "Tapi dia pantas untuk itu."

Ia memikirkan saat-saat indah bersama wanita itu, bagaimana dia mendukung dan memotivasinya untuk menjadi lebih baik. Abim merasa bersyukur telah menemukan seseorang yang membuatnya ingin berubah untuk hal yang lebih baik.
Dengan tekad baru, Abim memutuskan untuk terus menjaga perubahan positif dalam hidupnya, demi cinta dan masa depan yang lebih baik. Namun, satu hal yang membuat Abim terdiam, mencintai istri orang. Ia hanya bisa tersenyum sembari geleng-geleng kepala. Mereka yang menyaksikan tingkah ketuanya langsung terseyum karena paham betul masalah yang dihadapi pria tampan di hadapan mereka itu.

Dering ponsel Abim berbunyi, dan dengan cekatan ia langsung mengangkatnya.
"What the hell?!" Wajah Abim murka mendengar penjelasan di seberang telepon. Dengan tangan gemetar karena marah, Abim menutup telepon dan  langsung menendang kursi yang tak jauh dari dirinya.

Abim langsung menyambar kunci motor dan langsung berlarian tanpa menghiraukan kepanikan teman-temannya. Satu tempat yang ditujunya, klub malam XX karena hanya itu yang terbesar di kota ini.

**

“Tega kamu, Rin.” Air mata Aisha sudah berhamburan keluar. Setelah ini, dia tidak tahu bagaimana nasibnya nanti.

Airin tersenyum dingin sambil menatap Aisha dengan mata dingin. "Kamu tidak perlu tahu alasan aku, yang penting aku dapat uang untuk kebutuhanku."
Aisha merasa jijik dan marah mendengar manusia ini menyebut dirinya sebagai barang dagangan. 
"Kamu tega sekali, Rin. Aku pikir kamu sahabatku."
Airin hanya mengangkat bahu. "Sahabat? Ha! Di dunia ini, yang penting adalah uang. Dan aku butuh uang banyak sekarang.” Tawanya langsung menggelegar. “Langsung perk*sa saja, Sayang.” Dengan langkah percaya diri ia langsung meninggalkan kamar hotel tersebut. Namun, belum sampai keluar kamar, Pintu kamar hotel itu terbuka dengan keras setelah Abim mendobraknya. Abim langsung masuk ke dalam kamar dengan wajah marah dan khawatir.

"Aisha!" teriaknya, mencari Aisha di dalam kamar.

Aisha yang sedang berusaha menghindar dari pria itu tampaknya terkejut melihat Abim. "Abim!" Suara pelan itu nyaris tak terdengar.

Abim langsung menghampiri Aisha dan memukul  pria itu hingga terjatuh. "Tenanglah, kamu sudah aman, Sha," katanya sambil memeluk Aisha erat.

Dengan kekuatan dan kecepatan yang tidak terduga, Abim berhasil mengalahkan pria itu dan membawa Aisha keluar dari kamar hotel. "Kamu aman sekarang," katanya sambil memeluk Aisha lagi.

Sampai diluar, abim mengirim pesan singkat pada bodyguardnya untuk menghancurkan klub malam tersebut beserta para bajingan-bajingan yang telah mengusik hidup Aishanya. Tidak ada yang tahu latar belakang Abimayu adhikari putra konglomerat yang masih mengalir darah mafia dalam dirinya, termasuk Aisha wanita incarannya.

“Sekali lagi melakukan hal konyol seperti ini, akan aku pastikan kamu jadi istriku, Sha. Agar kamu dalam kamar dan tidak bisa keluar lagi.” Ancam abim tak main-main.

Aisha hanya menanggapi dengan helaan napas pelan dan mengucapkan terima kasih karena sudah menolong dirinya. Abim hanya tersenyum tipis sembari menatap wanita tercintanya.

“Menjadi yang kedua memang pilihanku, tapi merusak rumah tanggamu bukanlah tujuanku. Sampai kapan pun, aku akan selalu menjagamu, Sha.” Ucapnya dalam hati sekaligus merasa iba pada wanitanya yang selalu ditinggal sendirian karena suaminya harus keluar kota untuk tugas yang berlangsung lama.

Titimangsa : Padang, 15 Juli 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Remo di Atas Tanah Leluhur

Teddy Kecil

Gurilem, Kuliner Warisan Bumi Parahyangan