Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Tasyakuran Brokoh Keluarga Muinah

Gambar
Apri Kuncoro Potret Persiapan Brokoh Budhe Muinah yang dibantu oleh kakak iparku Mbak Annas dan tetanggaku Bu Ipah   Ibu Muinah adalah bibi sepupuku. Aku biasa menyapa beliau dengan panggilan "Budhe" bentuk panggilan hormat kepada bibi yang usianya lebih tua dalam hubungan kekerabatan. Tanpa terasa perjalanan tahun 2024 , sampai di Bulan Juli yang bertepatan dengan Bulan Sura ( Suro dalam pelafalan Jawa)  Muharram dalam kalender islam. Pagi itu, Budhe Muinah selesai menyapu teras, suara lantang beliau saat memanggil Mbak Narti terdengar sampai rumahku. " Mbak Narti.... Tolong jangan lupa pesankan katering di rumah Bu Johar ya untuk acara Tasyakuran Brokoh besok malam di rumah ibu. "Itu suara yang berhasil aku dengar tak lama suara motor Mbak Narti pergi menjauhi rumah Budhe Muinah. Tak lama setelah itu, Budhe Muinah datang ke rumahku untuk membeli kuota internet. Aku yang penasaran langsung saja bertanya kepada beliau tentang kejadian tadi pagi. " Maaf budhe, t...

Indigo hingga Jodoh Weton

Gambar
  Indigo hingga Jodoh Weton Cindy Andika Fiona   Pandemi yang bermula pada Desember 2019 membuat geger seluruh masyarakat dunia, termasuk diriku. Bayangkan aku yang merupakan anak perkuliahan pada bidang studi Penyiaran Multimedia harus menanggung imbas luar biasa akan dampaknya.   "Bagaimana dengan revisian tugas akhir saya, Bu?" tanyaku via chat text  pada Mbak Anas, dosenku.   "Proposal tugas karya akhirmu sudah bagus, rapi, dan sesuai ketentuan. Kamu harus mendapatkan ketiga tanda tangan dosen ya. 1 dosen pembimbing dan 2 dosen penguji," terang Mbak Anas kepadaku.   Tiba-tiba ketika kami sedang chattingan, sampailah broadcast dari kampus pada notifikasi handphone kami. Pesan itu berbunyi, "Sehubungan dengan masifnya penyebaran virus Covid-19 maka kegiatan ajar-mengajar diberhentikan sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Seluruh stakeholder kampus, dosen, hingga mahasiswa, dilarang untuk bertemu secara langsung untuk menghindari akibat dari penularan ...

Munggahan di Langit Jawa

Gambar
oleh: Makika "Kamu suka buku ini juga?" tanyanya sambil mengangkat novel yang tadi kubahas dalam sesi bedah buku. Aku menoleh pelan. Wajahnya teduh, senyumnya hangat seperti lampu-lampu aula kampus yang mulai redup. Aku masih menyeka keringat di pelipis setelah menjadi penanggap diskusi. Lelaki itu menyapaku dengan begitu ringan, seolah kami sudah pernah berbicara sebelumnya. "Eh... iya," jawabku sambil tersenyum. "Aku malah baru baca ulang untuk ketiga kalinya. Tetap saja selalu menemukan makna baru." Ia terkekeh, mengangguk sambil membolak-balik novel itu. "Saya Timur, mahasiswa Sastra. Dari Jombang. Kamu Hara, ya? Dari Antropologi?" Aku mengangguk cepat, sedikit terkejut ia tahu namaku. "Malang kota kecil, kampusnya lebih kecil lagi," katanya cepat, seolah membaca pikiranku. "Sering lihat kamu di diskusi budaya. Kamu selalu punya sudut pandang yang unik." Aku tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan rona di pipi. "Mungk...