Tasyakuran Brokoh Keluarga Muinah
Apri Kuncoro
Potret Persiapan Brokoh Budhe Muinah yang dibantu oleh kakak iparku Mbak Annas dan tetanggaku Bu Ipah
Ibu Muinah adalah bibi sepupuku. Aku biasa menyapa beliau dengan panggilan "Budhe" bentuk panggilan hormat kepada bibi yang usianya lebih tua dalam hubungan kekerabatan. Tanpa terasa perjalanan tahun 2024 , sampai di Bulan Juli yang bertepatan dengan Bulan Sura ( Suro dalam pelafalan Jawa) Muharram dalam kalender islam. Pagi itu, Budhe Muinah selesai menyapu teras, suara lantang beliau saat memanggil Mbak Narti terdengar sampai rumahku. " Mbak Narti.... Tolong jangan lupa pesankan katering di rumah Bu Johar ya untuk acara Tasyakuran Brokoh besok malam di rumah ibu. "Itu suara yang berhasil aku dengar tak lama suara motor Mbak Narti pergi menjauhi rumah Budhe Muinah. Tak lama setelah itu, Budhe Muinah datang ke rumahku untuk membeli kuota internet. Aku yang penasaran langsung saja bertanya kepada beliau tentang kejadian tadi pagi.
" Maaf budhe, tadi pagi saya mendengar budhe memanggil Mbak Narti dan memberikan instruksi untuk pesan katering acara Tasyakuran Brokoh.? " tanyaku sembari memegang gawai untuk mengisi kuota internetnya.
"Oh iya benar, Mas Apipi (Budhe Muinah biasa memanggilku dengan menggunakan nama pena) Ternyata suara budhe sekencang itu, ya sehingga kamu bisa mendengar. Besok Rabu habis magrib InsyaAllah budhe akan menyelenggarakan acara tasyakuran brokoh. Budhe tadi sudah menitipkan menu untuk katering yang akan dibagikan kepada para hadirin dan tetangga sekitar rumah. Budhe tadi memesan katering dengan rincian sayur bakmi goreng , sambal goreng kentang plus hati ayam cincang, ayam serundeng bumbu kuning, tempe goreng, telur rebus, kerupuk udang. Kemudian untuk camilan tambahannya ada puding, risoles, bolu kukus warna-warni, dan pang-pang. Nanti untuk bapak-bapak yang datang budhe suguhkan lontong sate ayam, siomay, dan teh manis hangat. " jelasnya.
Budhe Muinah sosok yang mudah bergaul dan suka mengobrol. Jika ada seseorang yang bertanya terkait suatu hal yang berkaitan dengan tradisi masyarakat tanah jawa beliau akan dengan senang hati menjelaskan. Beliau memiliki latar belakang orangtua yang sangat memelihara tradisi jawa. Bapaknya merupakan kakak kandung nenekku dari pihak ibu sangat senang melakukan pemeliharaan terhadap senjata tradisional jawa seperti keris antik, batu akik, dan barang-barang yang dianggap memiliki "tuah" tertentu. Budhe Muinah gemar melakukan tirakat dan meditasi sebagai salah satu sarana untuk lebih dekat dengan "Gusti Pangeran Penguasa Jagat" yaitu Allah SWT beliau memohonkan agar keluarga, dan sanak saudaranya senantiasa dalam keberkahan dan kesejahteraan.
Aku menanyakan mengapa budhe memesan menu itu untuk acara brokoh nanti. Adakah filosofi tersembunyi dibalik itu. Kemudian beliau kembali menjelaskan setiap detil menu yang dipesan
Nasi : Ungkapan syukur atas hasil panen melimpah tanpa ada serangan hama
Bakmi goreng: Simbol harapan agar diberikan usia panjang dan berkah
Sambal goreng kentang hati ayam cincang: Simbol harmoni dan kesatuan batin yang tetap kuat meski dihadapkan pada persoalan hidup yang cukup pedas
Ayam goreng serundeng bumbu kuning, Tempe goreng, dan Telur rebus: Ungkapan syukur terhadap hasil bumi yang meliputi pertanian dan peternakan masih lancar.
Kerupuk udang: Ungkapan hubungan keluarga yang masih renyah (komunikasi baik) dalam ikatan persatuan.
Ada camilan puding, bolu kukus warna-warni, risoles, pang-pang merupakan simbol bersatunya keluarga meski memiliki pendapat yang berbeda tetap bisa rukun dan menjalani kehidupan yang manis.
Budhe Muinah juga menjelaskan bahwa tradisi tasyakuran brokoh ini sebaiknya dilakukan oleh para orang tua yang seluruh anaknya sudah berumah tangga dan kondisi finansial stabil. Tidak ada paksaan dan keharusan untuk melakukannya, semua kembali pada kebijakan keluarga masing-masing. Setelah itu beliau membayar kuota internet dan bergegas pulang. Sore hari ada Pak Abas datang menyambangi rumahku ingin bertemu bapak. Ternyata beliau diutus Budhe Muinah untuk mengabarkan acara brokoh besok malam sehabis magrib kepada seluruh bapak peserta yasinan rutin setiap malam jumat. Bapakku menyanggupi hadir.
Sejak kecil aku memang belum pernah berpartisipasi langsung dalam kegiatan yasinan, brokoh, sedekah, kenduri atau doa bersama lainnya kecuali saat rumahku yang tergilir. Itu semua bukan kemauan pribadiku. Aku hanya menyadari kondisiku sebagai penyandang disabilitas daksa ini sehingga ruang gerakan terbatas. Namun yang paling penting adalah kondisi ini InsyaAllah tidak akan menghambatku untuk mempelajari beragam hal yang ada disekitar termasuk nilai-nilai budaya. Menurut pendapatku acara seperti brokoh ini adalah bagian dari kearifan lokal dan ungkapan syukur atas karunia luar biasa yang diberikan Allah SWT Tuhan semesta alam kepada hamba-hamba-NYA. Bapakku setiap kali menghadiri acara seperti itu, selalu membagikan cerita detil acara pelaksanaan mulai dari awal hingga akhir.
Akhirnya hari pelaksanaan brokoh tiba. Cuaca boleh saja hujan tetapi tidak menyurutkan langkah bapakku untuk menghadiri acara. Dari penuturan yang disampaikan bapak ketika pulang, acara brokoh dipimpin oleh Bapak Dulharis selaku tokoh masyarakat yang dituakan dan terbiasa memimpin acara-acara sakral disekitar tempat tinggalku. Diawali dengan membaca Surah Al-Fatihah yang ditujukan kepada Rasulullah SAW beserta shalawat, kemudian untuk para leluhur yang telah berpulang. Setelah itu ada Al-Fatihah lagi yang dikhususkan bagi keluarga penyelenggara acara brokoh agar senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan dunia akhirat. Berikutnya pembacaan Surah YaaSiin sepanjang 83 ayat yang dilanjutkan dengan lantunan kalimat thoyyibah yang meliputi tasbih, tahmid, takbir, dan, tahlil. Setelah selesai dilanjutkan membaca Surah Muawwidzatain yang terdiri dari Al-Ikhlas , Al-Falaq, dan An -Naas berlanjut pada bagian awal dan tiga ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah. Acara ini diakhiri dengan pembacaan shalawat dan doa memohon ampunan serta keselamatan. Setelah itu bapak-bapak diperkenankan menikmati teh madu hangat, siomay, dan lontong sate ayam. Semua disantap dengan lahap penuh rasa syukur dan kegembiraan.
"Alhamdulillah Ya Allah terima kasih atas segala nikmat dan karunia luar biasa yang Engkau berikan kepada hamba sekeluarga sehingga bisa konsisten mengadakan acara brokoh ini setiap tahun. " Itu yang biasa Budhe Muinah sampaikan kepadaku ketika acara brokoh yang diselenggarakan berjalan lancar . Nasi kotak atau biasa disebut berkat berhasil terdistribusi merata bagi para hadirin dan tetangga sekitar.
Dari tradisi ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa jangan pernah ragu dan khawatir untuk melakukan sedekah karena dari sedekah yang dilandasi dengan keikhlasan akan berbuah berkah bagi semua.
Bukan Sura atau Muharram seringkali diidentifikasikan dengan hal-hal mistik san berbau klenik. Namun faktanya ini adalah kesempatan cukup bagus untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terutama amal sedekah. Tidak heran jika bulan ini dijuluki sebagai bulan orang-orang dhuafa dan anak-anak yatim. Kita yang masih diberikan keutuhan keluarga dan rezeki berlimpah harus lebih bersemangat dalam bersedekah.
"Satu hal yang harus kita ingat seumur hidup adalah disetiap harta yang kita miliki ada hak orang lain yang harus kita berikan melalui perantara zakat dan sedekah. Tidak akan berkurang ataupun merugi orang-orang yang gemar bersedekah. Sedekah tidak harus banyak dan berkaitan dengan materi. Berperilaku baik , ramah, dan santun terhadap sesama merupakan bagian dari sedekah. Allah SWT tidak melihat dari seberapa banyak harta yang kita sedekahkan tetapi dari seberapa ikhlas hati kita memberi tanpa pamrih. "
Mari bersama membangun semangat bersedekah dimulai dari diri sendiri dan menjadikan tradisi brokoh ini sebagai sarana untuk membina kebiasaan bersedekah.
Salam Literasi
Pesona Budaya Tradisional yang sangat lekat di hati masyarakat.
BalasHapus