Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Sengsara Membawa Nikmat

Gambar
  Napen : Milfa Yunita "Kau bukan berasal dari keluarga kaya dan terpandang, yang ketika orang tua memasuki usia senja,  lalu meneruskan usaha atau bisnis  pada anak-anaknya." Kau hidup dan dibesarkan dari keluarga sederhana. Namun, meskipun kedua orang tuamu adalah sepasang ibu bapak yang sangat sederhana, tapi, keduanya punya limpahan kasih dan sayang yang luar biasa.  Kehangatan dari kedua orang tua juga dari abang dan kakakmu, menjadikan engkau tumbuh sebagai perempuan yang lembut, pengertian, sabar juga tangguh. Kelak sifat terakhir ini lebih mendominasi kehidupanmu, karena Sang pencipta, mulai menggelar episode-episode yang tak terduga, yang membuatmu jatuh bangun menapaki hidup.  Semua bermula saat benakmu dipenuhi ingin. Keinginan untuk memiliki seorang adik. Kau tak puas hanya dengan menggendong boneka, yang hanya terbuat dari tanah mengenakan perca kain yang dililit. Bapakmu seorang pedagang  wedang ronde, tak cukup punya uang membelikan boneka ba...

Cinta Yang Tak Terduga

Gambar
Penulis: Cahaya Liora  Aku adalah seorang mahasiswi yang sibuk dengan studiku. Aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang cinta dan hubungan. Namun, semuanya berubah ketika aku bertemu dengan seorang Dosen tampan yang bernama Aan Saputra. Atau yang biasa dipanggil Pak Aan. Lulusan terbaik di Universitasnya dan memiliki banyak prestasi.  Aku bertemu dengan Pak Aan. di perpustakaan kampus. beliau sedang membaca buku di sudut perpustakaan, dan beliau adalah Dosen Pembimbingku, sejak pertama memandangnya. Aku merasa tertarik padanya.  " MasyaAllah, tampan pake banget. " Kataku dalam hati, gugup  memandang beliau diam-diam.  Ketika aku bimbingan dengan Pak Aan, aku merasa sedikit gugup. Tapi, Pak Aan. tersenyum, kami mulai berbicara dan beliau membimbingku dengan ramah. Aku merasa sangat nyaman bersamanya.  " Dibimbing seumur hidup, juga boleh Bapak. " Kataku dalam hati ketawa kecil.  " Masih ada yang belum difahami? " Tanya Pak Aan. dengan  bin...

Si Berondong Mencintai Istri Orang

Gambar
Napen : Salmiati (Terinspirasi dari Novel Desi Puspita di Noveltoon tentang Abimanyu Adhikari dan berlanjut ke Innovel) Seperti biasa, perempuan manis itu tak pernah lelah dalam menolong sesama tanpa mengharapkan bayaran. Melihat mereka tersenyum adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Aisha, sosok wanita yang pekerja keras, tak hanya berprofesi sebagai karyawati di salah satu perusahaan, tapi juga memiliki passion di dunia bimbingan konseling, membantu siapa saja yang membutuhkan. Seperti sekarang, dia bersiap-siap untuk pergi ke klub malam karena salah satu temannya minta solusi masalahnya dan dijemput di tempat yang berada bawah naungan dunia malam. Meskipun ada sedikit keraguan, langkahnya tetap santai sembari mengirim pesan singkat terhadap sahabat karibnya, Lea. “Temanku ada masalah dan dia minta dijemput di klub. Aku ke sana, ya, Lea.” Setelah mengirim pesan singkat, ia pun langsung memesan ojek online tanpa menghiraukan pesan masuk dari sahabat karibnya itu. Aisha menu...

Tamu di tanahku sendiri

Gambar
  Napen : RahmA/ RawA Angin sore berdesir pelan mengusap pucuk-pucuk daun trembesi tua yang berdiri kokoh di pinggir sawah, tak jauh dari rumah Mbah Karto. Dari tempatku berdiri, di beranda bambu yang reyot aku bisa melihat lelaki itu sering tepekur sendirian.  Mbah Karto, lelaki tua itu masih saja duduk di sana di bawah pohon. Seolah tak bergeming oleh waktu dan kebisingan yang kian merayapi desa kami, Desa Karangrejo. Dulu, Desa Karangrejo adalah surga kecil. Hamparan sawah hijau membentang luas, dihiasi nyanyian burung pipit dan gemericik air irigasi yang jernih. Anak-anak berlarian riang tanpa beban dan tanpa rasa takut. Tapi semua itu berubah sejak kabar pembangunan pabrik gula raksasa itu datang. Pabrik itu dijanjikan membawa kemajuan, pekerjaan, dan kesejahteraan. Tapi bagi Mbah Karto dan sebagian besar warga lama desa ini, pabrik itu hanyalah monster yang menggerogoti. Tanah-tanah sawah yang telah diwariskan turun-temurun, tempat nenek moyang kami menanam asa. Satu per...

Malam Merah

Gambar
  "Aku tahu kalau cara ini salah, akan tetapi dengan ini aku bisa melihat pelangi dari setiap luka yang kutanggung sendiri." ‎ ‎ ‎Dari sudut desa yang hening, tawa riuh memecah udara, 2 anak berlari bergandengan tangan. hari-hari dipenuhi kebahagiaan, bermain, dan bernyanyi bersama. Detik demi detik tak terlewatkan sedikitpun, hingga tumbuh butiran-butiran cinta.  ‎ ‎Malam itu nampak begitu indah bintang berjajar rapi membentuk pola, di atas rerumputan hijau ditemenin cahaya rembulan, cinta yang bermuara ingin segera berlabuh pada dermaga hati. ‎ ‎Malam indah penuh cinta itu, malam kelam yang merenggut darah, bintang-bintang berjajar rapi adalah simbolis pengabdian dan pengorbanan warga desa kepada dewa semesta. Keluarga yang memiliki anak gadis harus rela menyerahkan anaknya untuk di jadikan korban persembahan.  ‎ ‎00.00, tepat tengah malam gadis itu di jadikan arak-arakan warga desa, lalu ia di ikat terpasung di atas kayu bakar yang menjulang. Warga desa menjalankan rit...

Shinjitsu No Ai

Gambar
Napen : Vykymsun Kazumi dan Izamu adalah dua insan yang hadir di masa depan sebagai wujud cinta, pengorbanan, keinginan, rasa percaya diri, dan keberanian. Kazumi adalah seorang anak dari sepasang suami istri yang berasal dari Yokohama dan sedang tinggal di Jakarta. Ia selalu diberikan pendidikan ketat sejak dini dan tata krama untuk menjadi seorang istri yang baik di masa depan. Tetapi, mereka tidak menyadari bahwa cara didikan itu menghancurkan Kazumi.  "Zumi, apakah kamu sudah belajar untuk ujianmu bulan depan? Pastikan kamu tidak mendapatkan nilai B, itu adalah nilai terburuk. Jadi, pastikan kamu belajar maksimal dan mendapatkan hasil terbaik!" teriak Hataru. "Awas saja jika nilaimu hancur dan buat malu kami, kamu akan merasakan akibatnya. Kamu ingat bukan kalau kita sedang tidak di Yokohama? Jadi, kamu akan dididik dengan keras di sini. Ingat itu baik-baik!" teriak Tashima lebih kencang dan tegas. "Iya pa, ma. Aku ingat dan akan berusaha semaksimal mungkin...

Keindahan Tolong Menolong

Gambar
  Penulis: Apri Kuncoro Pagi menjelang siang di Desa Sindangjaya selalu terasa damai. Udara segar masih menyelinap di sela-sela dedaunan, sementara burung-burung bersahutan riang. Di rumah sederhana milik Putra, aroma nasi goreng buatan Ibu Rumaenah masih menggantung di udara. Putra yang berusia sebelas tahun sedang duduk di beranda, mengenakan kaos bola dan celana pendek. Ia sedang menghitung koin di tangannya. Hari itu ia berjanji akan membantu ibunya belanja ke Warung Makmur, warung terbesar di desa. “Putra, belanja ini ya. Bu Rum menyodorkan daftar belanjaan Jangan lupa beli garam juga!” tambahnya “Iya, Bu!” jawab Putra riang. Di perjalanan menuju warung, ia bertemu Angga, teman sebayanya yang dikenal suka pamer dan sedikit keras kepala. Angga juga hendak ke Warung Makmur, dan mereka pun berjalan bersama. Sesampainya di sana, warung cukup ramai. Beberapa ibu sedang bercengkerama sambil memilih sayuran, dan seorang pengamen tua duduk bersila di dekat pintu masuk, memetik gitar d...

Teman Perjalanan Pulang

Gambar
  Penulis: Zenaira  Sebuah email telah diterima oleh seluruh mahasiswa jurusan sastra. Email tersebut berisi pemberitahuan mengenai libur musim panas yang akan dimulai esok hari.  Ini kesempatan emas bagiku untuk berkunjung ke desa. Menemui orang tuaku yang sudah sangat cerewet memintaku untuk pulang.  Awalnya aku sangat enggan. Namun, nuansa kamar kos yang aku tempati akhir-akhir ini membuatku tidak nyaman.  Akhirnya aku memutuskan bersiap untuk pulang. Aku melirik seseorang yang sejak kemarin menghindar untuk bicara denganku. Neina, teman sekamarku.  Aku mulai merasa mungkin saja tanpa sadar aku telah membuatnya tidak nyaman. Akhirnya, aku memberanikan diri untuk menyapanya.  "Hei, apakah aku ada salah padamu?" Dia tidak menjawab. Seolah mengabaikan keberadaanku. Sepertinya aku benar-benar telah melakukan kesalahan.  Neina yang biasanya setiap malam selalu bercerita tentang pria yang ditaksirnya di kampus, kali ini benar-benar mengabaikanku....

Menerima Takdir

Gambar
  Penulis: Lisa Anggraini  Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Saat ini adalah hari pengumuman kelulusan SMP, seorang gadis sederhana yang bernama Aisyah. Dan Aisyah  bahagia karena dirinya dinyatakan lulus. Setelah beberapa hari dari hari kelulusan itu. Aisyah pun menerima surat keterangan hasil ujian yang berisi nilai-nilai yang cukup memuaskan. Ya, Aisyah terbilang begitu menyukai matematika hingga nilainya nyaris sempurna. Sedangkan nilai terendah 7,75 didapat dari pelajaran IPA. Semuanya itu Aisyah dapatkan dari usahanya sendiri. Ditengah teman-temannya yang sepertinya ada yang berlaku tidak jujur. Setelah pengambilan surat itu, Aisyah hendak mendaftarkan diri ke sekolah SMA favoritnya dengan memilih jurusan IPA. Namun takdir berkata lain. Orangtua Aisyah menyarankan agar dirinya masuk ke sekolah SMK Negeri yang belum lama dibuka di dekat daerah yang mereka tinggali.  Betapa kagetnya Aisyah, mendengarkan keputusan orangtuanya. Bahkan orangtua Aisyah memi...

Pilih kasih

Gambar
 Penulis: Arkhan Gultom "Sudah pulang sekolah Rin? Langsung ganti baju,sholat terus makan siang ya" kata kak Yanti mengingatkanku. Setelah selesai ganti baju,Rina langsung ke meja makan untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Rina mengambil nasi, tempe goreng serta cah kangkung dan memakannya pelan-pelan. Saat mengunyah makanannya,kak Yanti datang menghampiri, " Kok ga pake Ayam goreng Rin,tadi di meja makan  udah disisakan bagianmu" kata kak Yanti lagi. "Ga ada kak..cuma ada lauk ini aja yang tersisa" sahut Rina. Bergegas kak Yanti memanggil Mira sepupu mereka anak dari adik ayahnya. "Mira...tadi saat kita  sarapan bersama,ayam goreng yang disisakan untuk Rina kok ga ada, dimana ditaruh sama nenek ya"? Mira pun ikut mencari ayam goreng tersebut. "Mungkin didapur kak,masih dikuali" ujar  Mira menimpali. Mereka bertiga bergegas ke dapur seraya memeriksa kuali tetapi hasilnya nihil. "Ya sudah tak apa apa,aku makan dengan lauk ...

Senja di pantai

Gambar
 Penulis: Cahaya Liora  Aku berdiri di tepi pantai, merasakan angin laut yang lembut mengusap wajahku. Senja mulai turun, dan langit berubah menjadi warna merah keemasan. Aku menutup mata, membiarkan suara ombak dan angin memenuhi telingaku. Tiba-tiba, aku merasakan tangan yang memegang tanganku. Aku membuka mata dan melihat seorang lelaki dengan senyum manis di wajahnya. Dia memandangku dengan mata yang penuh harapan. "Aku suka senja di pantai," katanya dengan suara yang lembut. Aku tersenyum dan memeluknya. "Aku juga suka," kataku. Kami berdiri di sana, menikmati senja yang indah bersama-sama. Aku merasakan kebahagiaan yang sederhana, tapi sangat berarti. Ketika senja mulai berakhir, aku memandang lelaki itu dan bertanya, "Apa yang kamu inginkan untuk esok?" Dia memandangku dengan mata yang bersinar. "Aku ingin kembali ke sini, menonton senja bersama kamu lagi." Aku tersenyum dan memeluknya lebih erat. "Aku juga ingin itu," kataku. Da...

Pesan dari Balkon 3B

Gambar
  Penulis: Suci Asdhan Tangisan dari balkon 3B bukan lagi terdengar seperti suara manusia. Namun, siapa sangka rasa tak peka selalu mampu mengalahkan rasa bersalah? Itu status yang sempat ditulis seseorang di grup chat warga. Beberapa menertawakannya, beberapa langsung keluar grup. Namun, aku rasa, itu bukan lelucon. Aku Raka, mahasiswa tingkat akhir dan tetangga sebelah unit 3B — kamar yang pernah dihuni Sela. Gadis yang terlalu baik untuk dunia yang sebrutal ini. Dulu kami sering ngobrol lewat balkon. Tak pernah ketemu langsung, tapi kami dekat. Sela pintar, lucu, dan terkadang, terdengar menyembunyikan sesuatu. Lalu suatu malam, semuanya berubah. Ada suara bentakan. Teriakan. Lalu senyap. Esoknya, unit 3B kosong. Seminggu kemudian, jasadnya ditemukan di sungai. Kasus ditutup sebagai bunuh diri. Namun, aku tahu, malam itu ada seseorang bersamanya. Aku mendengarnya. Bahkan... aku melihatnya dari celah tirai: lelaki itu—Aldo, pacarnya. Sekaligus senior paling populer di kampus...

Dua Sisi Luka

Gambar
penulis: Vykymsun  Kala tempat kau berlindung telah hancur, langkahmu tak menentu dan berada di jurang kematian. Dinginnya malam kian menusuk ke tulang Ailsya, gadis yang dipaksa kuat oleh keadaan. Berkali-kali ia mencoba mengakhiri hidupnya karena terlalu lelah dengan segala isi dunia. Namun, Tuhan masih enggan ia berpulang secepat itu, lagi dan lagi ia gagal menemui Tuhan. Hal itu menambah kesedihannya dan keadaannya semakin tidak stabil. Ia berbicara pada sisi lain gadis yang ia ciptakan sendiri, Zia yang rapuh. Zia meraung di tengah malam di kamarnya yang gelap tanpa penerangan. Tak ada seorang pun yang berani menemuinya. Di tengah raungannya muncul sebuah aksara kehancuran di atas diary biru. Rumahku bukan hancur karena mereka, tapi aku yang menghancurkannya. Beban yang ada di pundakku bukan keinginan mereka, tapi hati ini terenyuh ketika melihat mereka kesulitan. Jika aku sebuah beban lalu mengapa Engkau masih pertahankan aku di sini, Tuhan? Mengapa setiap usahaku pergi tak p...

Surat untuk Aruna yang Sudah Mati

Gambar
Surat untuk Aruna yang Sudah Mati Penulis: Aisyah Aku membacanya lagi untuk kesekian kali. Surat itu, bertinta biru yang sudah memudar, tertulis dengan tangan yang gemetar. Isinya masih sama seperti dua tahun lalu. Penuh luka, amarah, dan kata-kata terakhir dari seseorang yang telah lama menghilang dari hidupku. "Untuk Aruna, Jika kamu membaca ini, berarti aku sudah pergi. Tapi jangan kira ini surat selamat tinggal. Ini adalah bukti. Bukti bahwa kamu pernah membunuhku itu bukan secara fisik, tapi perlahan, dengan caramu yang memikat lalu menghilang tanpa jejak. Kalau kau pikir aku akan diam, kau salah." Aku menghela napas panjang. Sudah dua tahun sejak Dira, sahabat sekaligus mantan kekasihku, menghilang setelah menulis surat ini. Polisi menyebutnya bunuh diri. Aku tidak pernah percaya. Dira tidak mungkin mengakhiri hidupnya semudah itu. Dia gadis kuat. Tapi setelah surat itu muncul di kotak posku, keraguan itu mulai menggerogoti logikaku. Aku tahu aku bersalah. Meninggalkann...

Teddy Kecil

Gambar
 Teddy Kecil Penulis: Dwi Fitriani Barisan bintang tampak indah pada malam itu, berbanding terbalik dengan suasana hatinya. Gadis bernama Rara itu tengah bersedih saat sang kekasih tak mengingat hari ulang tahunnya. Butiran kristal terus berjatuhan membasahi wajah, hingga akhirnya gadis itu pun terlelap dan bermimpi indah tentang karakter yang sangat disukainya. Gadis kelahiran Februari itu sedang bermain ski dengan kekasihnya, dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya. Detik berikutnya, pandangannya pun berfokus pada suatu arah. “Sayang, coba lihat itu!” Rara mengacung telunjuknya pada seekor beruang kecil. Makhluk kecil itu tampak murung–seperti kehilangan sosok sang ibu. Bergegas Rara mendekat dengan menggunakan ski miliknya. Sedang kekasihnya terlihat cemas dan segera mengejar. “Sayang, tunggu!”  Tak berselang lama, Teddy pun berdiri di samping sang kekasih. Pria bertubuh tinggi itu tampak cemas–mencegah kekasihnya untuk menyentuh makhluk kecil itu. “Sayang, jangan! Itu h...

Tiga Penjelajah dan Gerbang Aestheris

Gambar
  Tiga Penjelajah dan Gerbang Aestheris Napen : MaDam Langit pagi itu berwarna ungu keperakan, tanda bahwa hari di dunia Lumora tidak akan berjalan biasa. Milo, si bocah ceria berambut cokelat kusut, berdiri di depan Peta Arah Aether yang berkilau di udara seperti hologram. Di belakangnya, Kina gadis cerdas dengan kacamata bulat dan tas ransel penuh alat aneh mencatat dengan cepat, sementara Nara, si pendiam tapi tajam mata, hanya mengamati dengan satu alis terangkat. "Aku yakin! Gerbang Aetheris ada di Lembah Terkunci!" seru Milo, menunjuk tanda merah berkedip di peta. "Kita harus ke sana sebelum matahari kedua tenggelam." Kina menghela napas. "Tapi menurut catatan Kode Tertua, lembah itu dijaga oleh Roh Bayangan. Kita harus siap segalanya." Nara mengangguk. "Kalau kau takut, tetaplah di sini." Kina melotot, “Siapa bilang aku takut?! Aku cuma realistis.” Mereka bertiga memulai perjalanan menuju Lembah Terkunci tempat yang disebut-sebut sebagai l...

Langit Ketujuh

 Langit Ketujuh Nama Penulis (Napen):* Suci Asdhan  Tak ada yang lebih sepi dari jarak dan waktu yang memisahkan kami. Tak ada yang lebih sunyi dari konser tanpa kehadiran pemggemar.  Kalimat itu terngiang di kepala  Jimin saat ia berdiri di tengah stadion kosong, mengenakan hoodie lusuh yang sama seperti tujuh tahun lalu saat mereka latihan pertama sebagai BTS. Hari ini seharusnya menjadi reuni diam-diam. Hanya mereka bertujuh, tanpa ARMY, tanpa manajer, tanpa sorotan kamera. Namun, satu nama masih belum juga muncul. “Masih belum ada kabar dari Taehyung?” tanya RM, yang duduk bersandar di kursi tribun, menatap langit yang tampak semakin suram. “Mungkin, dia ghosting kita?” seloroh J-Hope, setengah bercanda, meski nadanya terdengar getir. Jungkook muncul sambil membawa enam kaleng kopi dingin, membagikannya satu per satu. “Kupesan tujuh, padahal,” katanya pelan. SUGA duduk tak jauh, sibuk mengacak-acak catatan musik lama. “Lucu ya, dulu kita ribut soal nada tinggi, s...

Pertemuan Usagi dan Takano di masa kini

Gambar
  Napen : wangi menur Inspirasi: film anima Sailor moon Isi : Di sebuah rumah sakit yang modern dan elegan, Usagi Tsukino menjalani kehidupan baru sebagai dokter. Dia memiliki hati yang baik dan selalu berusaha untuk menyembuhkan pasien-pasiennya dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, Usagi bertemu dengan seorang penulis misterius di rumah sakit. Dia kini dikenal sebagai Takano, seorang penulis novel terkenal yang sedang mencari inspirasi untuk buku barunya. Takano memiliki kepribadian yang misterius dan romantis, tetapi Usagi tidak menyadari bahwa dia adalah Tuxedo Mask yang telah menyelamatkannya beberapa kali di masa lalu. Mereka berdua terlibat dalam petualangan mencari inspirasi dan menghadapi tantangan bersama. Saat itu, Usagi sedang berjalan di koridor rumah sakit, sambil memeriksa rekam medis pasien. Takano sedang duduk di ruang tunggu, menulis di buku catatan. Ketika Usagi melewati ruang tunggu, Takano melihatnya dan tersenyum. Ia berdiri dan menghampiri Usagi.  "Perm...

Aku Bukan Trofimu, Aku Anakmu

Gambar
  Karya: Lovanna_grey Inspirasi: Drakor "Our Writen Soul & SKY CASTLE" Isi :   [Berapa lama seorang anak merasakan kebahagiaan saat bersama keluarganya? Sepuluh tahun? Tiga puluh? Tidak pasti. Tidak pasti semua anak merasakan kebahagiaan dari kecil].   [Kata orang, anak yang berprestasi itu bisa membanggakan kedua orang tuanya. Kata orang, anak yang berprestasi itu hidupnya sempurna karena kejuaraannya. Namun, tidak semua anak seperti itu, contohnya saja  Algara Mavendra yang merasakan ketidakadilan dengan kedua orang tuanya terhadap dirinya]  Seorang anak laki-laki berprestasi yang memiliki segudang kejeniusan dan prestasi yang membanggakan, nyatanya ia tidak benar-benar bahagia. Kejeniusannya hanya dianggap sebagai tameng keluarga yang hanya untuk ajang pamer kepada kerabat, teman, saudara, maupun orang-orang terdekatnya. Kepandaiannya hanya dimanfaatkan oleh kedua orang tuanya. Dipaksa untuk mengikuti lomba ini-itu demi kepuasan mereka. Algara m...